“Hei!”
Teriakan
seorang gadis itu membuyarkan lamunan Arsa. Ia tersentak. Apakah ia salah
dengar? Untuk siapa seruan itu? Mungkin untuk orang lain. Tapi ia merasa
seseorang menujukan itu padanya. Dahinya berkerut. Rasa penasaran mulai
menjalari seluruh tubuhnya. Ia urungkan niat untuk memutar kenop pintu dan
membalik kembali badannya menuju sumber suara. Sambil menghembuskan asap rokok
terakhirnya, sudut mata Arsa menangkap sesosok wanita, ah bukan. Ia terlalu
muda untuk dipanggil wanita. Seorang bocah—mungkin itu pantas—perempuan berdiri
di depan rumahnya. Matanya memandang langsung, tepat di mata Arsa. Arsa dapat
menangkap sedikit amarah di mata gadis itu. Ia memicingkan matanya karena
bingung, apa maksudnya? Namun, ada sedikit rasa penasaran yang menggelitik
batin Arsa. Serius? Dia gak takut sama
gue?
“Ya,
kamu. Otak kamu rusak ya saking banyaknya menghisap batang kematian itu?”
Wow, pekik Arsa dalam hati. Berani sekali
gadis itu menyentaknya dengan nada bicara yang tinggi. Otot wajahnya seketika
menegang. Ada sedikit amarah terpancar di kedua mata Arsa yang tajam itu. Alis matanya
yang tebal bertautan satu sama lain. Sebelah tangannya terkepal erat. Seandainya
ia bukan perempuan, mungkin Arsa sudah menghajarnya sekarang. Chill out, Arsa. Dia itu cewek.
Menit berikutnya,
Arsa sudah berada diluar pintu pagarnya. Sebenarnya tak perlu keluar pun ia
sudah bisa melihat dengan jelas gadis itu karena badannya yang tinggi. Ia melihat
sedikit raut ketakutan di wajah si gadis saat ia akhirnya menampakkan diri. Tanpa
mengubah ekspresi, mata Arsa menatap mata gadis itu lekat-lekat. Sama seperti
apa yang dilakukannya pada Arsa sebelumnya. Anak
sekolah, ucapnya dalam hati. Selangkah demi selangkah, Arsa mendekati gadis
itu dan berhenti tepat di depannya. Mungkin gadis itu akan merasa terganggu
dengan kepulan asap rokoknya karena ia berdiri terlalu dekat. Tapi siapa
perduli. Dengan satu tarikan napas, suara yang dingin dan dalam itumeluncur
dari mulut Arsa.
“Apa
maksud ucapan lo barusan, anak kecil?”
No comments:
Post a Comment